2 Mei 2013

SEX REVERSAL PADA IKAN KONGO TETRA (Micralestes interruptus) DENGAN MENGGUNAKAN HORMON 17α-METILTESTOSTERON



SEX REVERSAL PADA IKAN KONGO TETRA (Micralestes interruptus)
DENGAN MENGGUNAKAN HORMON 17α-METILTESTOSTERON
(Makalah Fisiologi Reproduksi Hewan Air)



Oleh :

LUQMAN HAKIM
1114111030



PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013




 
A.      PENDAHULUAN

Ikan hias memiliki corak warna dan bentuk yang beraneka macam, sehingga memiliki nilai keindahan tersendiri. Keindahan dari ikan hias inilah yang ditawarkan untuk dapat dinikmati oleh setiap mata yang memandang, berbeda dengan ikan konsumsi yang menawarkan cita rasa. Secara ekonomi, bisnis ikan hias jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan bisnis ikan konsumsi. hal ini karena penjualan ikan hias dilakukan per individu dan orang-orang yang yang biasa membeli adalah orang-orang yang memiliki nilai seni tinggi dan dari kalangan menengah atas.

Budidaya ikan hias pada dasarnya tidaklah susah, dengan lahan yang sempit dan modal yang relatif sedikit, usaha budidaya ikan hias sudah dapat dilakukan, akan tetapi butuh sumberdaya manusia yang ahli. Salah satu ikan hias yang berpotesi untuk dikembangkan adalah ikan tetra kongo (Micraleptus interruptus). Keindahan ikan tetra kongo terletak pada sisiknya yang dapat memantulkan warna pelangi cerah menyala, sisi tubuhnya berwarna-warni antara kuning hijau dan biru, perut keperakan dan bentuk siripnya yang panjang menjuntai seolah berumbai, serta diantara cagak ekor tumbuh jari - jari sirip memanjang seperti kucir. Keindahan dari ikan tetra kongo tersebut hanya akan nampak pada ikan jantan saja, sehingga harga jual ikan kongo tetra jantan lebih mahal. 

Karena ikan jantan memiliki warna indah dan bernilai jual tinggi, hal ini kemudian mendorong untuk dilakukannya produksi ikan tetra kongo jantan, pengubahan kelamin (sex reversal) merupakan salah satu teknik yang dapat dilakukan untuk mendapatkan individu jantan lebih banyak. Salah satu cara yang banyak digunakan untuk pengubahan kelamin ikan menjadi jantan adalah dengan pemberian hormon 17 alfa-metiltestosteron melalui teknik perendaman larva maupun telur ikan.



B.       DESKRIPSI IKAN KONGO TETRA
Ikan kongo tetra termasuk ke dalam famili Characidae dan berasal dari Afrika. Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan hias yang mudah berkembang biak. Seperti halnya dengan ikan gapi dan cupang, ikan kongo tetra jantan lebih mahal dibandingkan dengan betinanya, karena ikan jantan lebih menarik dengan adanya sirip punggung yang memanjang menyerupai rumbai-rumbai yang bisa sampai menyentuh sirip ekor. Di bawah cahaya lampu, ikan jantan juga biasanya memancarkan cahaya yang berwarna emas dan turquoise. Ikan ini hidup dengan baik di lingkungan dengan temperatur 25-27oC.

C.      APLIKASI SEX REVERSAL PADA IKAN
1.    Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk dilakukan dalam akuarium berukuran 100 cm x 50 cm x 50cm dengan kepadatan 100 induk. Pemeliharaan induk ikan jantan dan betina ikan tetra kongo dilakukan secara terpisah. Induk diberi makan larva cuk merah beku dengan frekuensi 2 kali sehari secara adlibitum (sampai kenyang). Sebelum diberikan larva cuk merah dicairkan dan dibersihkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kekeruhan media pemeliharaan karena warna merah larva cuk merah tersebut. Setelah umur 7-8 bulan, induk sudah mencapai matang gonad.
2.    Pemijahan
Ikan tetra kongo jantan dan betina daapat dilihat dari corak warna, pada jantan lebih indah dan begitu sebaliknya. Induk yang matang gonad kemudian dipijahkan secara massal dalam akuarium berukuran 60 cm x 30 cm x 40 cm dengan perbandingan induk betina dan jantan adalah 1 : 2. Wadah sebaiknya disucihamakan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan kalium permanganat (PK). Air yang digunakan pun harus steril dan jernih dengan pH sekitar 6,5 serta suhu 22-26oC, namun suhu paling optimum berada pada suhu 24oC. Substrat yang digunakan untuk menempelkan telur berupa tanaman air berupa hydrilla atau tanaman air yang mengapung dengan akar panjang seperti eceng gondok atau myriophyllum. Pemijahan berlangsung lama, sekita 1-2 hari bahkan mencapai 3 hari lamanya.
3.    Perendaman Hormon
a.    Perendaman pada Embrio dan Penetasan
Telur hasil pemijahan selanjutnya diinkubasi dan dibiarkan hingga mencapai fase bintik mata, fase ini akan tercapai kursng lebih setelah 48-50 jam. Setelah fase mata terbentuk, baru dilakukan perendaman. Perendaman dilakukan menggunakan hormon 17α-metiltestosteron dengan dosis 15 mg/liter air. Pelarutan dilakukan dengan memasukkan hormon ke dalam 1 ml alkohol 70 %. Kemudian larutan hormon dimasukkan ke wadah perendaman yang berupa mangkuk bervolume 1 liter.
Telur pada fase bintik mata direndam pada mangkuk selama 8 jam dengan kepadatan 100-150 embrio/ l. Agar pemanfaatan hormon lebih efisien, maka dapat digunakan kepadatan embrio yang lebih tinggi.setelah direndam telur kemudian dipindahkan ke akuarium pemeliharaan yang berukuran 60 cm x 30 cm x 40 cm. Untuk mencegah timbulnya jamur pada telur-telur selama inkubasi, media diberi larutan methlyne blue secukupnya sampai air berwarna agak kebiru-biruan. Sehari setelahnya, dilakukan penyortiran terhadap telur-telur yang busuk. Telur akan menetas setelah 7 hari dan larva didiamkan selama dua hari di akuarium penetasan.
b.   Perendaman pada Larva
Penetasan dilakukan sama seperti yang dilakukan pada metode perendaman telur. Namun, pada proses ini telur yang ditetaskan tidak direndam terlebih dahulu, melainkan dilakukan setelah telur menetas. Setelah menetas, larva dipelihara sampai berumur 7 hari  kemudian setelah itu dilakukan perendaman hormon. Hormon yang digunakan adalah 17α-metiltestosteron dengan dosis 4 mg/l.
Pelarutan dilakukan dengan memasukkan hormon ke dalam 0,5 ml alkohol 70 %. Kemudian larutan hormon dimasukkan ke wadah perendaman yang berupa mangkuk bervolume 1 liter. Jumlah larva yang direndam sebanyak 150 ekor/liter dan direndam selama 8 jam.
4.    Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan dilakukan setelah proses perendaman pada telur dan perendaman larva selesai. Perawatan pada ke dua perlakuan ini sama, yaitu setelah 2 hari di akuarium penetasan kemudian dipindahkan ke wadah pemeliharaan.  Pemberian pakan dilakukan setelah kuning telur (yolk sac) habis yaitu mulai hari ke 2 sejak menetas. Larva yang berumur 2-10 hari diberi paka berupa kuning telur ayam yang dimasak dan disaring, pakan diberikan 3 kali sehari.  Setelah 10 hari sampai 1 bulan, ikan dapat diberi pakan hidup berupa naupli artemia atau dapat juga daphnia yang terlebih dulu disaring. Selanjutnya larva diberi pakan cacing Tubifex sampai anakan berumur 3 bulan, dan diberikan 3 kali sehari secara adlibitum.
Untuk menjaga kualitas air perlu dilakukan penyiponan air dua hari sekali, selain itu perlu juga dilakukan pergantian air sepertiga bagian. Air yang digunakan untuk mengganti adalah air yang sudah diendapkan terlebih dulu selama 24 jam, karena pengendapan memberikan kesempatan kandungan mineral air untuk teroksidasi.
5.    Identifikasi Jenis Kelamin
Setelah masa pemeliharaan selesai, maka perlu dilakukan identifikasi hasil yaitu dengan pengamatan morfologi dan histologi. Secara morfologi, identifikasi dilakukan pada ikan yang sudah berumur 2-3 bulan.  Sedangkan secara histologi dapat dengan pemeriksaan jaringan gonad. Gonad diambil dan dihancurkan pada gelas objek sampai halus, kemudian diteteskan larutan asetokarmin. Preparat didiamkan dan didiamkan beberapa menit, kemudian diamati menggunakan mikroskop.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa perendaman embrio dengan dosis 25 mg/l dengan lama perendaman 8 jam menunjukkan hasil terbaik yaitu didapatkan 78,2 % berkelamin jantan.

DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Yusuf. 2004. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar untuk Ekspor. Agromedia. Jakarta.
Zairin, Muhammad. 2002. Sex Reversal : Memproduksi Benih Ikan Jantan atau Betina. Penebar Swadaya. Jakarta.
 

1 komentar:

Unknown mengatakan...


PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

menyediakan Methyl Testosteron 100 mg untuk kebutuhan penelitian, laboratorium, mandiri, dan perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111
atau kunjungi juga kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech